Cara Pandang Zaman Sekarang

Apakah anda pemakai sosial media?Apakah anda adalah remaja zaman sekarang? jika iya, silahkan baca problematika zaman sekarang di bawah ini!

First, banyak orang lebih berorientasi pada hasil jangka pendek daripada jangka panjang. Cobalah sekilas melihat sejenak keluar, banyak diantara kita lebih mementingkan hal yang trending. Padahal itu tidak bersifat permanen atau sementara sebab masih ada yang lebih trending lagi. Ini mengakibatkan semua orang menjadi ketagihan akan hal trending. Memang benar kta harus mengikuti perkembangan zaman, tapi apa salahnya kita buat sendiri kreatifitas kita sendiri. Jadi, to be yourself.

Kedua, gadget atau handphone menjadi self center bagi semua orang. Tiada henti saya melihat banyak orang jarang berinteraksi di publik. Di transportasi umum, di terminal, di kantor, di sekolah semua orang menundukan kepala dan memusatkan pikiran hanya pada benda kecil ini. Sungguh ironis melihat ini namun apa daya jika sudah terjadi. Yang saya khawatir ialah kecenderungan society 5.0 menjadi cacat sosial.

Ketiga, sosial media menjadi alat ekspresi manusia. Gosip, ngerumpi, ngehoax semua mereka utarakan lewat sosial media. Saya ingat persis dulu sebelum youtube mengudara, kaset VCD menjadi populer. Sama halnya juga dengan playstation yang dulu booming dengan serial game GTA, namun sekarang bocah zaman now sudah menggantikannya dengan Free Fire. Ditambah pula, serial TV yang saat ini sudah tidak logic sering ditayangkan. Bukan apanya sih, tapi kita melihat bahwa anak-anak dibawah umur menjadi korbannya.

Keempat, menjadi selebgram atau youtuber lebih baik daripada bercita-cita tinggi. Zaman sekarang itu semua orang berlomba-lomba menjadi tenar dengan berbagai cara. Ada yang bereksperimen pura-pura gila, ada yang buat konten yang tidak masuk akal semuanya itu hanya untuk satu kata "HITS". Mirisnya kehidupan zaman sekarang! Orang akan semakin pede jika punya followers di akun IGnya banyak, orang akan merasa derajat hidupnya naik jika banyak nongol di layar kaca hp.

Kelima, barang-barang branded lebih berharga daripada kearifan lokal. Daripada kita sibuk ngumpulin uang buat beli barang branded lebih baik kita promosikan kerajinan lokal daerah kita. Apa untungnya? Pertama, kita turut terlibat dalam ekonomi kreatif dan memajukan daerah kita. Kedua, kita menjadi infuencer kebudaayan daerah kita. Nah, apa salahnya kita gunakan produk lokal.

Keenam, saat ini sosial media mempunyai fungsi baru yaitu "tempat curhat". Banyak sekali postingan atau story curahan hati warganet, dan menurut saya paling banyak yang curhat putus cinta dan patah hati. Kalau bukan curhat pasti sindiran. Sebenarnya tempat curhat yang baik itu adalah parent dan yang lebih baiknya lagi kepada Tuhan. Saya rasa itu adalah tempat yang paling nyaman dibandingkan sosial media, emanngya jika kita posting akan ada yang peduli sama kita? 99% menjawab tidak.

So well, dari permasalahan di atas dapat di cegah dengan beberapa hal dalam kehidupan, sebagai berikut :

1. Lebih banyak interaksi dengan lingkungan luar dan hindari ketergantungan penggunaan gadget.
2. Kurangi postingan atau updatetan di sosial media, itu akan membuatmu lebih baik.
3. Cobalah bangun pagi lebih awal dan yang pertama dilakukan ialah mengucap syukur kepada God.
4. Lakukanlah hal yang baik seperti memberi senyum kepada orang lain meskipun simple tapi maknanya besar.
5. Dan mulailah membaca buku dari sekarang!

Saya yakin anda pasti bisa melakukan beberapa hal diatas, sebab saya juga pernah mengalami tiga dari enam problematika diatas.Teruslah berusaha menjadi manusia yang baik, dan selalu percaya pada diri sendiri itu akan menolongmu menjadi seseorang yang sebenarnya.*


Saya Anugrah, Salam Kreatifitas.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Di Biak ada Sinon Wader: Inspirasi dan Mentalitas Neoliberal

Opini tentang Pelayanan Publik di Dukcapil Biak Numfor

Green Jobs, Green Economic, and Green Indonesia