Awal Dua Ribu Dua Puluh (2020)



            Sebelum memasuki nuansa tahun 2020 ini, banyak yang meramal akan terjadi sesuatu yang heboh ataupun suatu keberuntungan bagi pelaku bisnis atau bisa jadi suatu pertanda bahwa akan ada seseorang yang mengaku-ngaku the lord. Awal tahun baru banyak sekali lembaran kertas yang berisikan resolusi, but believe me itu semua hanya sebuah lembaran yang memotivasi seorang pada saatnya saja.




Awal tahun 2020. Belum juga kita menghampiri pertengahan tahun, sudah banyak perkara yang melanda dunia ini. Konflik USA dengan Iran yang disebabkan oleh rudal paman sam yang berseteru dengan Jendral Iran. Dan mengakibatkan beberapa negara-negara tak bersalah menjadi waspada akan isunya world war III. Belum ganti aktor, USA telah memulai perang dagangnya dengan tiongkok mengakibatkan negara-negara berkembang gencar melakukan diplomasi ekonomi demi strategi peningkatan pendapatan negara, termasuk Indonesia. Di tanah air pun, netizen menjadi risih dengan hadirnya orang-orang viral dalam platform tik tok. Lebih parahnya ada segelitir orang yang mengada-ngada keselamatan dunia ada di pihak mereka, kerajaan-kerajaan ilegal yang muncul di dunia ini entah buku apa yang dibaca atau mimpi apa mereka semalam sehingga bertekad mengubah alur keyakinan orang banyak. Yups, beginilah yang terjadi jika orang terlalu banyak mengkomsumsi hoax dan micin (hahaha yang ini hanyalah dagelan). Upss! saya lupa sesuatu, awal tahun juga menjadi awal yang sedih bagi pecinta basketball yang mana salah satu legenda terbaik NBA meninggal dunia bersama dengan putri terkasihnya, Kobe Bryant. Sepasang ayah dan putrinya ini meninggal yang dikarenakan oleh kecelakaan helikopter yang ditumpanginya. Sungguh mirisnya, tak bisa dibayangkan kesedihan yang dialami oleh keluarganya nanti, ketika si anak bungsu menanyakan keberadaan ayah dan kakaknya. Good bye, Kobe and Gianna Bryant.




            Belum juga merasakan indahnya valentine bulan Februari, tiongkok yang tadinya trade war dengan barat menjadi heboh dengan ditemukannya sebuah unit makhluk hidup yang dengan cepatnya mendisfungsikan alat pernapasan manusia, Coronavirus namanya. Sebenarnya makhluk ini telah ditemukan di pengujung tahun 2019, namun karena alasan penelitian sehingga belum layak dipublish. Tak disangka penyebarannya melebihi ekspetasi, kasus yang naik signifikan dibarengi dengan angka kematian yang drastis, negara-negara pun gencar menetapkan status darurat nasional. Sementara Indonesia tetap siaga satu. Tapi nanti dulu, Covid-19 (oleh WHO) tidak mengenal cuaca, iklim, geografis atau apa jenis makhluk hidupnya. Tak bisa dihindari, negara kami pun (Indo) mengalami hal yang sama seperti RRC. Kebijakan pemerintah untuk wabah ini tidak beda jauh dari negara lain yaitu, social distancing dan physical distancing (atau familiarnya di Instagram #stayathome). 


Ah! sebenarnya saya benci mengatakannya tapi kita tidak bisa menyangkal dari realita, keegoisan dan kesantuyannya warga +62 (sebutan ngawur netizen) tidak bisa didangkal. Pada akhirnya, 1.677 kasus positif, 103 sembuh dan 157 meninggal di Indonesia (1/3/20). Ini hasil dari keegoisan orang yang tak mau dipimpin dan berelak sebagai manusia super yang tidak akan terserang apapun. 




Corona ini juga berdampak pada bidang lain, seperti Pendidikan. Di sisi lain, pelajar Indonesia “Peserta UN” secara manusiawi bahagia dengan kebijakan pemerintah dengan ditiadakan UN. Damn! ini seperti memenangkan undian berhadiah sebuah Hummer New Edition. Jujur saya tidak bisa menipu diri saya lagi, dimana saya tidak perlu menghafal rumus pytagoras atau berusaha mengingat nama-nama ilmiah bakteri ataupun harus bangun pagi dengan beban seberat 50 kg di pundak. Study at home menjadi alternatif pemerintah untuk tetap menjalankan roda sumber daya manusia. Belajar daring (dalam jaringan) sudah dilakukan belakangan ini, namun yang saya tangkap dari beberapa junior saya mereka lebih nyaman belajar di sekolah. Etss! sabar dulu alasan ini bukan untuk bertemu gebetan atau sekelompok sobat konyol tetapi kejenuhan mereka yang dialami ketika e-learning. Tugas, tugas, dan tugas sebagai gantinya, itulah yang dialami junior-junior saya. Padahal yang dimaksud e-learning ini adalah bimbingan online bukan pengumpulan tugas online. Perlu digarisbawahi kalimat sebelumnya, ya!




Sepanjang saya menulis blog ini, saya terus berpikir sesuatu yang bisa saya jadikan kutipan tapi semua itu masih menjadi misteri di kepala saya, ibarat analogi kata Sunyi (Bunyi yang sembunyi hahaha...). Dari semua peristiwa yang terjadi di awal dan menjelang pertengahan tahun ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa segala sesuatu itu sudah dirancang oleh yang Maha Kuasa. Pasti ada moral yang diambil entah seburuk apapun itu pasti ada setitik kebaikan. Itu semua kembali lagi kepada perspektif setiap individu yang berpijak di atas dunia yang fana ini. Jika kita selalu berusaha menghindari segala kesusahan atau tantangan hidup, untuk apa kita hidup? untuk apa kita bernyawa? untuk apa kita punya perasaan dan pemikiran? Itu sama saja kita menjadi kebal dengan kehidupan ini. Pada dasarnya segala sesuatu yang bernyawa harus menderita agar tahu arah hidupnya. 




Diakhir blog ini saya mengajak kita semua untuk selalu berdoa kepada Yang Maha Kuasa memohon tuntunan hidup agar segala perkara yang umat-Nya alami bisa kembali menjadi hal yang baik. *


Anugrah A. I. Julio Wejai

Komentar

  1. Luar biasa ka nugrah blognya sangat menginspirasi
    Salam pemuda
    Dari ade cristyn wayoi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siap, ade Cristin. Update terus ya blognya kk.

      Hapus
  2. Blognya sangat"menginspirasi sx🥰😇 God bless you all my brother 🥰😇

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih. Update terus ya blognya saya. GBU.

      Hapus
  3. Luar biasa 👏
    Smagat 💪dan sukses slalu TYB selalu brother 🙏🤗

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kasumasa ngokame. Update terus ya blog saya. GBU.

      Hapus
  4. Blog yang mmbri inspirasi luar biasa.💯👏
    Terus berkarya.
    Tuhan meberkati dengan penuh rahmat🙏

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Di Biak ada Sinon Wader: Inspirasi dan Mentalitas Neoliberal

Opini tentang Pelayanan Publik di Dukcapil Biak Numfor

Green Jobs, Green Economic, and Green Indonesia